FDK UIN Sumatera Utara Medan Gelar International Conference “Dakwahtainment: Tantangan di Era AI”

Medan – Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (UINSU Medan) sukses menggelar International Conference bertema “Dakwahtainment: Tantangan di Era AI” secara hybrid pada Hari Senin, 16 Juni 2025 bertempat di Aula FDK UINSU Medan. Acara ini dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan tamu undangan dari luar kampus.

Sejumlah narasumber Internasional turut hadir, di antaranya Dicky Sofjan, MPP., M.A.,Ph.D (Core Doctoral Faculty ICRS UGM), Dr. Michael R Quinlan (University of Baylor Texas, USA (ICRS)), dan Prof. Ghasem Muhammadi (University of Qom, Iran), dengan moderator Putri Ramadani Zein, M.Sos. Dekan FDK, Prof. Dr. Hasan Sazali, M.A membuka acara dan menyampaikan bahwa konferensi ini merupakan bagian dari rangkaian roadshow menuju puncak kegiatan internasional di September 2025. Ia juga menekankan pentingnya acara ini dalam mendorong peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU) lembaga.

Materi yang disampaikan membahas fenomena dakwah berbasis hiburan yang kini marak, atau disebut “dakwahtainment”. Para narasumber mengungkap bahwa meski pendekatan ini mampu menarik perhatian masyarakat kelas menengah, terdapat risiko komersialisasi agama dan penurunan kualitas intelektual. AI, yang saat ini banyak digunakan dalam produksi konten dakwah, juga disebut harus dipahami sebagai alat bantu, bukan sumber kebenaran mutlak.

Diskusi berlangsung dinamis dengan antusiasme tinggi dari peserta, baik yang hadir langsung maupun yang bergabung melalui Zoom Meeting. Beberapa poin penting yang yang dikemukakan antara lain perlunya bijak menggunakan AI dalam konteks keagamaan serta mencegah AI menjadi “thogut baru” yang justru menggantikan peran nilai-nilai spiritual sejati.

Prof. Ghasem Muhammadi dalam video rekamannya turut menyinggung bagaimana AI bisa menjadi alat kebaikan sekaligus propaganda, tergantung penggunaannya. Ia juga menyoroti peran teknologi dalam konflik kemanusiaan global.

Konferensi ditutup dengan foto bersama antara narasumber, pimpinan fakultas, civitas akademika, dan para peserta, menandai kolaborasi lintas bangsa dalam menyikapi era digital dengan arif dan reflektif.