Medan (3/8) – Fakultas Dakwah Dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, menggelar webinar dakwah dan pembangunan, Kamis (03/06/2023) melalui zoom meeting. Webinar kali ini, menghadirikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Usman Kansong S.Sos. MSi.
Turut hadir dalam Webiner Dakwah Dan Pembangunan tersebut, Dekan FDK UINSU Dr Hasan Sazali MA, Wakil Dekan I Dr Hasnun Jauhari Ritonga MA, Wakil Dekan II Dr Elfianti Ritonga MA, Wakil Dekan III Dr Anang Anas Azhar MA. Selain pimpinan FDK, juga dihadiri para dosen dan peserta dari Propinsi Aceh dan Propinsi Riau. Webiner langsung dipandu dosen FDK Dika Saputra MPd.
Dekan FDK UINSU Hasan Sazali menyampaikan webinar dakwah dan pembangunan pada seri ini bertajuk “Peran Strategis Kebijakan Informasi Publik Dalam Menghadapi Pmilu 2024”.
“Tajuk kali ini sangat penting, apalagi rakyat kita, bangsa Indonesia akan melaksanakan Pemilu 2024. Bagaimana peran kita sebagai institusi pendidikan mengatasi dan menghalau hoax, sehingga segala infornasi yang ada benar-benar tidak disimpang-siurkan,” katanya.
Dia menegaskan peran perguruan tinggi memberi pemahaman literasi informasi sangat penting, terutama dalam menghadapi tahun tahun politik pemilu pada tahun 2024 mendatang. “Melalui webinar, kita berharap literasi masyarakat tercerahkan dengan baik, terutama dalam mengantisipasi berita hoax di era keterbukaan informasi,” katanya.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Usman Kansong dalam pemaparan materinya menyebutkan, keterbukaan informasi saat ini menghadapi tantangan berat. Sebab, kata Usman, keterbukaan informasi sudah bertransformasi ke arah digital.
“Jika tidak dikelola dengan baik, justru akan memberikan dampak kurang baik kepada literasi masyarakat. Tapi sebaliknya, jika dikelola dengan sungguh memberikan pencerahan informasi kepada masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan setidaknya ada tiga kebijakan dalam transformasi digital dan tantangannya yang dihadapi saat ini. Pertama kata dia, aspek infrastruktur. Aspek ini menyediakan ketersediaan fasilitas digital untuk memberi akses inforrmasi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Kedua lanjut dia, aspek literasi. Aspek ini sangat penting guna menuntun hal masyarakat menerima akses informasi digital di manapun berada. Sedangkan ketiga adalah aspek regulasi. Regulasi dipentingkan untuk memberikan keterbukaan informasi dan menjaga perlindungan informasi atas informasi yang ada.
Tiga aspek ini, menurut Usman Kanong harus dijalankan, sehingga kesimbangan informasi dan keterbukaan informasi berjalan dengan baik. “Saya yakin, dengan adanya keterbukaan informasi di banyak lembaga, masyarakat tidak menerima berita sembarangan. Dapat disaring, bahkan dapat menerima linformasi dngan edukasi yang baik kepada kepentingan madsyatkat,” katanya. ** (A3)